Perbedaan " Kuniyah " Dan Kinayah


Kuniyah adalah nama julukan seseorang disamping nama aslinya (asma), biasa menggunakan kata depan abu atau ibnu… misal Abu Hamid (nama aslinya Muhammad), Ibnu Abbas (nama aslinya Abdullah)

Kinayah (Mitonimie)

Al-Mubarrad (w. 258 H) merupakan sarjana bahasa yang melakukan sistematisasi mengenai konsep kinayah. Dalam karyanya “al-Kamil”, al-Mubarrad menguraikan tiga model kinayah beserta fungsinya:

– menjadikan sesuatu lebih umum

– memperindah ungkapan

– untaian pujian

Namun al-Mubarrad tidak banyak mengulas pada model pertama dan ketiga, ia lebih menitikberatkan pada model yang kedua, yaitu kinayah sebagai penyempurna keindahan ungkapan, khususnya yang diambil dari ayat-ayat al-Qur’an.

Kinayah adalah mengungkapan kata, tetapi yang dimaksud bukan makna dari kata itu, sekalipun bisa dibenarkan kalau dipahami sesuai dengan makna dasarnya.
Misalnya dalam pribahasa Arab:
اليد الطويلة
Tangan panjang

Di kalangan orang Arab sangat popular istilah “al-yad al-thawilah” untuk menyebut (sebagai kinayah) kepada seseorang yang suka memberi atau membantu. Tetapi kalau “al-yad al-thawilah” dipahami sebagai tangan yang panjang, sesuai dengan makna dasarnya juga tidak salah, inilah kinayah.

Perhatikan pula dalam surat al-Zukhruf ayat 18:

أَوَمَنْ يُنَشَّأُ فِي الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ

Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran.

Menurut Fadlal Hasan, ayat tersebut diturunkan kepada Nabi yang dilatarbelakangi oleh kebiasaan orang Arab jahilayah yang membenci anak-anak perempuan dan menguburnya hidup-hidup. Selain itu, mereka juga menyangka bahwa malaikat itu anak perempuan Allah.

Kemudian ayat tersebut diturunkan sekaligus memperkuat kebodohan dan kedangkalan pemikiran mereka. Dalam ungkapan ayat di atas “man yunasysya’u fil hilyati” (orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan) adalah kinayah bagi seorang perempuan. Karena yang sering berhias dan berdandan, serta tidak memiliki kekuatan dalam pertengkaran adalah orang perempuan.

Jadi, konteks ayat di atas sebagai kinayah bagi orang perempuan Arab jahili yang memiliki kebiasaan berhias diri dan tidak punya kekuatan, sekalipun sifat-sifat itu juga terdapat pada perempuan zaman sekarang.

kinayah secara bahasa adalah perlambang atau simbol.

misalnya lambang banteng moncong putih adalah lambang atau simbol dari PAI-P. atau (هو) adalah perlambang dari (زيد) misanya, yang merupakan kata ganti orang ketiga

Alam Kunyah, yaitu isim ‘alam yang dibuat untuk yang kedua, artinya setelah ‘alam ismi, dan diawali dengan (اَبٌ) atau (اُمٌّ), seperti (اَبُو الْفَضْلِ) dan (اُمٌّ كُلْثُومِ).
ref:

Fath Rab al-Bariyyah, hlm. 23

كَنَيْتُ بِكَذَا عَنْ كَذَا مِنْ بَابِ رَمَى وَالِاسْمُ الْكِنَايَةُ وَهِيَ أَنْ يَتَكَلَّمَ بِشَيْءٍ يُسْتَدَلُّ بِهِ عَلَى الْمَكْنِيِّ عَنْهُ كَالرَّفَثِ وَالْغَائِطِ وَالْكُنْيَةُ اسْمٌ يُطْلَقُ عَلَى الشَّخْصِ لِلتَّعْظِيمِ نَحْوُ أَبِي حَفْصٍ وَأَبِي الْحَسَنِ أَوْ عَلَامَةٌ عَلَيْهِ
المصباح المنير ج 8 ص 172 مكتبة شاملة

Kuniyah (gelar) itu terbagi 3..gelar yg jelek untuk disebutkan,gelar yg diberikan pada seseorang dgn tujuan meremeh atau mengagungkan,dan gelar yg menempati/menggantikan kedudukan nama asli,yg mana seseorang tersebut bisa dikenal dengan sebutan gelar tersebut sebagaimana dikenal dengan nama aslinya contoh abu lahab

Kuniyah menurut kesepakatan penduduk arab yg lebih shohih adalah nama/gelar yg diawali dengan lafadz abu,ummu,ibnu atau bintu

Dalam kitab al-misbah yg namanya kuniyah yaitu sebuah nama yg dimutlakkan pada seseorang untuk mengagungkannya atau sebagai tanda darinya ,seperti contoh abi hafs dan abi hasan
تاج العروس من جواهر القاموس (39/ 422)

 الكُنْيَةُ على ثلاثَةِ أَوْجُهٍ : أَحَدُها أن *!يُكْنَى عن شيءٍ يُسْتَفْحَش ذِكْرُه ؛ الثَّاني : أنْ يُكْنَى الرَّجُل تَوْقيراً له وتَعْظيماً ؛ الثالث : أَن تقومَ *!الكُنْيةُ مُقامَ الاسْمِ فيُعْرَفُ صاحِبُها بها ، كما يُعْرَف باسْمِه
( وأَبو فلانٍ : *!كُنْيَتُه *!وكُنْوتُه ) ، بالضَّمِّ فيهما ( ويُكْسَرانِ ) ، بالضَّمِّ والكسر في *!الكُنْوةِ عن اللحْياني .

*!والكُنْيَةُ على ما اتَّفَقَ عليه أَهْلُ العربيَّةِ هو ما صُدِّرَ بأَبٍ أَو أُمَ أَو ابنٍ أَو بنتٍ على الأصَحّ في الأخيرَيْن ، وهو قولُ الرَّضي ، وسَبَقَه إليه الفَخْرُ الرّازِي .
وفي المِصْباح : *!الكُنْيَةُ اسمٌ يُطْلَقُ على الشَّخْصِ للتَّعْظِيمِ نَحْو أَبي حِفْص وأَبي حَسَنٍ ؛ أَو عَلامَة عليه ؛ والجَمْعُ *!كُنًى بالضم في المُفْردِ والجَمْع ، والكَسْر فيها لُغَةٌ مثْلُ بُرْمةٍ وبِرَمٍ وسِدْرَةٍ وسدرٍ . وكَنَّيْته أبا محمدٍ وبأَبي محمدٍ ؛ قالَ ابنُ فارِس في المُجمل : قالَ الخليلُ : الصَّوابُ الإِتْيانُ بالباءِ ، انتَهَى

kinayah menurut ibnu mandzur adalah berbicara tentang sesuatu tapi yg dihendaki adalah perkara lain

الأمثال العربية والأمثال العامية مقارنة دلالية (ص: 9)
يقول ابن منظور :”والكناية أن تتكلم بشيء وتريد غيره وكنى عن الأمر بغيره يكنى كناية ، يعنى أن تتكلم بغيره مما يستدل به عليه


1. Sebutan yang diawali dengan ummun atau abun adalah “Kunyah”

2. Sebutan tanpa ammun atau abun namun ada unsur mencela atau memuji adalah “Laqob”

3. Sebutan nama yang sebenarnya tanpa ada unsur apa-apa disebut ‘Isim’

فما أتى منه بأم أو بأب # فكنية وغيره اسم أو لقب

Sebutan yang didatangkan/di awali dengan umm atau ab # adalah kunyah, selain itu adalah isim atau laqob”

فما بمدح أو بذم مشعر # فلقب والإسم ما لا يشعر

Sebutan yang ada unsur mencela atau memuji # adalah laqob, sedangkan isim/nama adalah tanpa ada unsur apa-apa”

(Nadhom Imrithi Bab Ma’rifat dan Nakiroh)

Wallaahu A’lam .
Share on Google Plus

About Darullughah Waddakwah

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: